Infrastruktur sekolah adalah
salah satu aspek yang mempengaruhi kualitas dari sebuah sekolah. Selain itu
dengan melihat infrastruktur akan mempengaruhi beberapa aspek yang mempengaruhi
masa depan sekolah tersebut, yaitu bahan pertimbangan orang tua murid dalam
memilih sekolah yang akan menjadi tempat menimba ilmu anak-anaknya kelak. Tidak
sedikit orang tua murid yang ‘beruang’
sangat teliti dalam memilih sekolah anaknya sesuai aspek yang satu ini. Tidak hanya
berdasarkan kualitas yang ingin didapat, tidak sedikit hal ini dilakukan karena
pencarian pencitraan.
secara logika ketika orang tua
murid mampu menyekolahkan anaknya dimanapun tanpa memikirkan factor biaya,
tentunya tidak ada satupun yang mau menyekolahkan anaknya ke sekolah-sekolah
dengan infrastruktur yang tidak memadai, sekolah yang sempit, gedung yang reot,
bahkan jika ada orang tua murid yang berlebihan, tidak ada yang mau memilih
sekolah yang tak bercat kinclong, alias kusam. Namun bagaimana dengan orang tua
murid yang ‘pas-pasan’? Jawabannya
adalah ‘Dimanapun yang penting anak saya dapat bersekolah’.
Fenomena sekarang, dengan
bantuan pemerintah yang berlimpah untuk peningkatan kualitas infrastruktur
sekolah, tidak sedikit sekolah dengan persaingan yang semakin maju ini
meningkatkan infrastruktur bukan hanya bertujuan untuk meningkatkan kualitas
pendidikan saja, namun lebih dari itu ‘pencitraan’ menjadi sebuah hal penting
demi peningkatan daya saing sekolah.
Minggu 28 Oktober 2012 lalu,
sekitar 3 jam perjalanan saya tempuh dari Kota Sumedang-Ke Kota Cirebon. Dalam perjalanan
yang cukup panjang tersebut perhatian awal saya tertuju pada bangunan bangunan
sekolah dasar yang berdiri dengan rata-rata diatas standar bahkan mewah. Semua bangunan
tersebut terletak persis dipinggir jalan dan berdekatan dengan tempat-tempat
yang strategis. Seolah tidak ada satupun sekolah dipinggir jalan tersebut yang
dekat dari kesan tak layak.
Namun perhatian saya pun
beralih ketika mobil yang saya tumpaki masuk kegang-gang pedesaan di kota
majalengka, masih sama, saya perhatikan sekolah-sekolah dasar yang saya lewati.
Dan apa yang saya lihat?. Semuanya kontrak dengan apa yang saya lihat
sebelumnya dipinggir-pinggir jalan serta ditempat-tempat strategis.
Dari perjalanan singkat yang
saya lalui tersebut, saya mencoba meneliti dari apa yang ada dilingkungan
terdekat yang saya tinggali. Ternyata jawabannya tidak jauh berbeda dari apa
yang saya lihat saat itu. Sangat kontras ketika saya bandingkan infrastruktur
sekolah-sekolah dari dua tempat yang berbeda tersebut. Sekolah yang terletak
dipinggir jalan raya dan strategis rata-rata memiliki kualitas infrastruktur
yang sangat memadai. Hal ini terlihat sering dilakukannya rehabilitas bangunan
yang dilakukan dalam periode yang berdekatan. Dan faktanya sekolah-sekolah
tersebut menjadi sekolah sekolah favorit pilihan orang tua murid dalam memilih
sekolah untuk anaknya. Namun bagaimana dengan sekolah yang terletak
dipelosok/pedalaman yang tak terlihat sedikitpun dari halayak ramai seperti
jalan raya?. Semuanya terlihat kontras, dan bahkan sekolah-sekolah tersebut
bukan menjadi sekolah favorit orang tua.
Lalu apa yang membedakan
keduanya sehingga berbeda kualitas infrastruktur yang jauh. Bukan perkara
favorit atau tidak favorit. Ternyata semua itu juga dipengaruhi oleh tingkat
kepedulian pemerintah atas infrastruktur sekolah. Faktanya ketika sekolah
tersebut berada dipinggir jalan raya, berada strategis terutama didekat kantor
pemerintahan, bantuan pemerintah akan sekolah tersebut guna memenuhi kebutuhan
peningkatan infrastruktur sekolah tersebut akan cepat, karena bagaimana tidak,
sekali lagi hal tersebut karena pencitraan. Secara tidak langsung pemerintah
pusat akan menilai baik kualitas pemerintahan dalam aspek pendidikan jika
sekolah-sekolah yang terlihat nyata dipinggir jalan berdiri dengan indah. Namun
bagaimana dengan sekolah-sekolah yang berada dipelosok yang mau bagus atau
tidak infrastrukturnya tidak akan menjadi penilaian langsung oleh pemerintah
pusat?. Seolah-olah pemerintah daerah menunggu teriakan-teriakan
sekolah-sekolah malang tersebut ketika bangunannya sudah ambruk tak berdaya.
Inilah fakta dari fenomena
pendidikan diindonesia, perlombaan pencitraan yang dilakukan seolah-olah
menjadi bahan diskriminasi antar sekolah. Tingat kualitas infrastruktur sekolah
akan sangat mempengaruhi kualitas murid, motivasi belajar murid, dan tentunya
masa depan murid. Tidak dapat dipungkiri, prestasi sekolah-sekolah sekolah
dipinggir jalan sangat tinggi karena factor tersebut, terutama tingkat motivasi
muridnya dalam belajar yang dipengaruhi oleh tempat belajarnya yang layak dan
menunjang prestasi.