Senin, 12 November 2012

Karena Sekolahku Tak Dipinggir Jalan Raya


Infrastruktur sekolah adalah salah satu aspek yang mempengaruhi kualitas dari sebuah sekolah. Selain itu dengan melihat infrastruktur akan mempengaruhi beberapa aspek yang mempengaruhi masa depan sekolah tersebut, yaitu bahan pertimbangan orang tua murid dalam memilih sekolah yang akan menjadi tempat menimba ilmu anak-anaknya kelak. Tidak sedikit orang tua murid yang ‘beruang’ sangat teliti dalam memilih sekolah anaknya sesuai aspek yang satu ini. Tidak hanya berdasarkan kualitas yang ingin didapat, tidak sedikit hal ini dilakukan karena pencarian pencitraan.
secara logika ketika orang tua murid mampu menyekolahkan anaknya dimanapun tanpa memikirkan factor biaya, tentunya tidak ada satupun yang mau menyekolahkan anaknya ke sekolah-sekolah dengan infrastruktur yang tidak memadai, sekolah yang sempit, gedung yang reot, bahkan jika ada orang tua murid yang berlebihan, tidak ada yang mau memilih sekolah yang tak bercat kinclong, alias kusam. Namun bagaimana dengan orang tua murid yang ‘pas-pasan’? Jawabannya adalah ‘Dimanapun yang penting anak saya dapat bersekolah’.
Fenomena sekarang, dengan bantuan pemerintah yang berlimpah untuk peningkatan kualitas infrastruktur sekolah, tidak sedikit sekolah dengan persaingan yang semakin maju ini meningkatkan infrastruktur bukan hanya bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan saja, namun lebih dari itu ‘pencitraan’ menjadi sebuah hal penting demi peningkatan daya saing sekolah.
Minggu 28 Oktober 2012 lalu, sekitar 3 jam perjalanan saya tempuh dari Kota Sumedang-Ke Kota Cirebon. Dalam perjalanan yang cukup panjang tersebut perhatian awal saya tertuju pada bangunan bangunan sekolah dasar yang berdiri dengan rata-rata diatas standar bahkan mewah. Semua bangunan tersebut terletak persis dipinggir jalan dan berdekatan dengan tempat-tempat yang strategis. Seolah tidak ada satupun sekolah dipinggir jalan tersebut yang dekat dari kesan tak layak.
Namun perhatian saya pun beralih ketika mobil yang saya tumpaki masuk kegang-gang pedesaan di kota majalengka, masih sama, saya perhatikan sekolah-sekolah dasar yang saya lewati. Dan apa yang saya lihat?. Semuanya kontrak dengan apa yang saya lihat sebelumnya dipinggir-pinggir jalan serta ditempat-tempat strategis.
Dari perjalanan singkat yang saya lalui tersebut, saya mencoba meneliti dari apa yang ada dilingkungan terdekat yang saya tinggali. Ternyata jawabannya tidak jauh berbeda dari apa yang saya lihat saat itu. Sangat kontras ketika saya bandingkan infrastruktur sekolah-sekolah dari dua tempat yang berbeda tersebut. Sekolah yang terletak dipinggir jalan raya dan strategis rata-rata memiliki kualitas infrastruktur yang sangat memadai. Hal ini terlihat sering dilakukannya rehabilitas bangunan yang dilakukan dalam periode yang berdekatan. Dan faktanya sekolah-sekolah tersebut menjadi sekolah sekolah favorit pilihan orang tua murid dalam memilih sekolah untuk anaknya. Namun bagaimana dengan sekolah yang terletak dipelosok/pedalaman yang tak terlihat sedikitpun dari halayak ramai seperti jalan raya?. Semuanya terlihat kontras, dan bahkan sekolah-sekolah tersebut bukan menjadi sekolah favorit orang tua.
Lalu apa yang membedakan keduanya sehingga berbeda kualitas infrastruktur yang jauh. Bukan perkara favorit atau tidak favorit. Ternyata semua itu juga dipengaruhi oleh tingkat kepedulian pemerintah atas infrastruktur sekolah. Faktanya ketika sekolah tersebut berada dipinggir jalan raya, berada strategis terutama didekat kantor pemerintahan, bantuan pemerintah akan sekolah tersebut guna memenuhi kebutuhan peningkatan infrastruktur sekolah tersebut akan cepat, karena bagaimana tidak, sekali lagi hal tersebut karena pencitraan. Secara tidak langsung pemerintah pusat akan menilai baik kualitas pemerintahan dalam aspek pendidikan jika sekolah-sekolah yang terlihat nyata dipinggir jalan berdiri dengan indah. Namun bagaimana dengan sekolah-sekolah yang berada dipelosok yang mau bagus atau tidak infrastrukturnya tidak akan menjadi penilaian langsung oleh pemerintah pusat?. Seolah-olah pemerintah daerah menunggu teriakan-teriakan sekolah-sekolah malang tersebut ketika bangunannya sudah ambruk tak berdaya.
Inilah fakta dari fenomena pendidikan diindonesia, perlombaan pencitraan yang dilakukan seolah-olah menjadi bahan diskriminasi antar sekolah. Tingat kualitas infrastruktur sekolah akan sangat mempengaruhi kualitas murid, motivasi belajar murid, dan tentunya masa depan murid. Tidak dapat dipungkiri, prestasi sekolah-sekolah sekolah dipinggir jalan sangat tinggi karena factor tersebut, terutama tingkat motivasi muridnya dalam belajar yang dipengaruhi oleh tempat belajarnya yang layak dan menunjang prestasi.